Kali kita akan membahas tentang salah satu destinasi wisata pendakian yang ada di Indonesia, yang dikenal sebagai Puncak Jayawijaya. Puncak Jayawijaya merupakan gunung dengan ketinggian hingga 4.884 m dpl. Terletak pada titik koordinat S 04°04.733 dan E 137°09.572. Gunung ini menjulang memecah langit dan menembus awan dengan indahnya. Puncak Jayawijaya merupakan gunung kapur terbesar di Indonesia. Gunung ini merupakan titik tertinggi yang ada di pulau Papua, atau bahkan di Oseania dan benua Australia. Puncak Jayawijaya adalah titik tertinggi yang meliputi Andes dan Himalaya, serta disebut – sebut sebagai puncak tertinggi dari berbagai pulau di belahan dunia.
Secara administratif Puncak
Jayawijaya barada di Range Sudirman atau Dugunduguo, tepatnya di
provinsi Papua Barat. Puncak Jayawijaya merupakan puncak tertinggi dari
seluruh bagian wilayah Indonesia. Gunung ini masuk dalam deretan
pegunungan Jayawijaya yang membentang sangat luas, bahkan menyatukan dua
negara. Pegunungan ini memanjang dari provinsi Papua Barat wilayah
Indonesia hingga Papua Nugini di Pulau Irian. Namun diantara pegunungan
yang luas ini, gunung tertinggi ada di wilayah provinsi Papua Barat –
Indonesia. Sehingga secara administratif Indonesia masih sangat
beruntung, karena di puncak itulah yang menjadi incaran para trakker
dunia.
Indonesia sendiri merupakan negara yang beriklim tropis. Seperti yang sudah Anda ketahui, negara ini membentang di atas garis Katulistiwa, maka tidaklah mungkin ada salju di tanah ini. Namun hukum tersebut tidak berlaku untuk Puncak Jayawijaya. Karena dinginnya salju selalu menyelimuti Puncak Jayawijaya. Sungguh aneh, namun inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Puncak Jayawijaya. Gunung ini merupakan satu – satunya gunung yang diselimuti salju di wilayah Indonesia. Meskipun tidak semua puncak di pegunungan Jayawijaya ini bersalju.
Gunung ini juga termasuk dalam tipe
Alpine Glaciation jika dilihat dari tipe gletsernya. Sedangkan di tempat
yang lebih rendah dari puncak tertinggi, dapat dikategorikan kedalam
tipe Valley Glacier. Valley Glacier merupakan gletser yang mencair
sehingga turun dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dapat
dipastikan, di wilayah Pegunungan ini juga terdapat sungai es. Fenomena
ini tidak akan bisa anda temui di belahan bumi manapun. Sangat unik dan
mengagumkan. Puncak Jayawijaya masuk dalam “ Seven Summit ” yaitu tujuh
puncak benua, dan biasa dikenal sebagai Piramida Carstenz.
Berada di Puncak Jayawijaya
merupakan impian pendaki sejati yang ingin menyaksikan indah dan
keunikannya gunung tersebut. Apabila Anda melihat dari udara gunung ini
bagaikan brownies yang di siram dengan susu kental manis rasa vanilla.
Bahkan, ketika sinar matahari menerpa, pemandangan digunung ini juga tak
kalah menariknya. Cahaya matahari dipantulkan oleh putinya salju,
membuat kilauan – kilauan nyata yang mengagumkan.
Puncak Jayawijaya atau lebih dikenal
dunia dengan nama Piramida Carstenz memiliki suhu hingga 0 derajad
celcius, bahkan bisa minus pada kondisi – kondisi tertentu. Di Puncak
Jayawijaya oksigen sangat sulit didapatkan, dengan medan yang terjal dan
berbahaya sehingga dapat dikatakan sebagai tujuan trakking yang sangat
menantang. Namun itu semua akan terbayarkan dengan pemandangan alam yang
disuguhkan oleh gunung tersebut. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri
bagi para trakker jika bisa sampai di Piramid Carstenz. Sebuah warisan
alam yang unik dan menantang.
Ketika berada disana, akan banyak Anda
temui Suku Dani, penduduk setempat yang tergolong primitif. Didalam
keseharian mereka masih hidup dengan adat, budaya bahkan kebiasaan
seperti manusia di zaman batu. Cukup aneh, di zaman yang modern bahkan
teknologi sudah sangat canggih, masih ada saja suku yang seperti ini.
Namun disinilah titik keunikannya. Selain dapat trakking ke Puncak
Jayawijaya yang sungguh mempesona, Anda akan memperoleh pengalaman baru,
yaitu bertemu langsung dengan warga Suku Dani yang kaya akan
kebudayaan. Di tengah – tengah mereka, Anda akan merasakan sensasi
menjadi manusia di zaman batu. Pengalaman yang paling mengesankan bagi
Anda jika dapat bertemu langsung dan bertegur sapa dengan mereka.
Puncak Jayawijaya memang berada di
negara Indonesia, namun trakker yang datang lebih banyak dari luar
negeri. Mereka tertarik untuk menaklukan salah satu gunung tertinggi
yang masuk ke dalam 7 puncak tertinggi di dunia dengan segala
keunikannya. Bahkan tercatat lebih dari 300 trakker asal luar negeri
sengaja datang untuk mengunjungi Puncak Jayawijaya, akan tetapi
kebalikan dari itu jumlah trakker lokal hanya puluhan saja. Hal ini
dikarenakan untuk mendapatkan perijinan mendaki gunung ini sangatlah
rumit.
Perlu Anda ketahui, 5% dari cadangan
es di dunia, ada di Puncak Jayawijaya. Namun, karena pemanasan global
yang kian menjadi – jadi, sebagian es di gunung ini kian mencair tiap
tahunnya. Sangat disayangkan, karena wisata alam yang tergolong unik,
bahkan menakjubkan harus menanggung akibatnya. Nah sebelum es di Puncak
Jayawijaya mencair sepenuhnya, jangan sia – siakan waktu Anda untuk
berkunjung dan menikmati pesona alam yang unik dari Puncak jaya Wijaya
di Pulau Papua.
Sejarah Ditemukan Puncak Jayawijaya
Puncak Jayawijaya ditemukan pertama kali
Jan Carstensz pada tahun 1623. Ia adalah seorang petualang dari negeri
Belanda. Karena penemuan itulah, Puncak Jayawijaya lebih dikenal dengan
nama Carstensz Pyramid
oleh dunia. Diambil dari nama “Carstensz” sendiri untuk menghargai
jasanya, dan Pyramide berarti puncak. Sedangkan nama Puncak Jayawijaya,
merupakan nama yang diberikan oleh Ir. Soekarno setelah berhasil
membebaskan wilayah Papua barat dari jajahan Belanda.
Awalnya tidak ada yang percaya
dengan temuan Jan Carstensz. Sebuah gunung yang di selimuti oleh es di
daerah yang tropis. Memang jika dipikir kurang masuk akal. Namun setelah
3 abad dari penemuan ini, warga dunia barulah percaya jika gunung
tersebut benar – benar ada. Hingga sekarang menjadi salah satu objek
wisata pendakian kebanggaan Indonesia bahkan di dunia.
Pesona gunung tertinggi di Indonesia
sudah tidak dapat diragukan lagi. Bahkan dunia pun mencatatnya dalam
“Seven Summit” yaitu Tujuh Puncak Dunia. Karena keunikan dari gunung
tersebut, sehingga tempat ini menjadi incaran para pendaki di dunia.
Menurut ahli geologi dunia, pada seribu abad silam, dunia hanya
mempunyai satu benua yang dikenal sebagai Benua Panggea. Namun karena
desakan alam, benua ini pun terpecah menjadi dua bagian, sehingga
membentuk benua baru. Dinamakan benua Laurasia daan benua Eurasia. Benua
Eurasia inilah yang akhirnya pecah kembali dan membentuk beberapa
bagian, seperti daratan Amerika selatan, India, Afrika, dan Australia.
Di benua Australia terjadi
pengendapan serta pergeseran lempeng. lempeng Indo-Pasifik dengan
Indo-Australia bertumbukan di dasar laut. Karena fenomena inilah
sehingga menghasilkan busur pulau yang dipercaya sebagai awal dari
terbentuknya pulau Papua beserta pegunungannya yang sangat indah. Bukti
bahwa Pulau Papua merupakan bentukan alam yang awalnya adalah bagian
dari dasar laut terlihat dari aneka fosil laut dan berbagai macam
bebatuan di Puncak Jayawijaya. Karena proses sedimentasi beserta
tumbukan lempeng dalam jutaan tahun silam, sehingga fenomena alam ini
terbentuk dan dapat di lihat dengan nyata.
Perjalanan Menuju Jayawijaya Papua
Untuk hal yang satu ini, tentunya anda
harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Karena untuk menjangkau Puncak
Jayawijaya tidaklah mudah. apabila Anda berasal dari luar kota, Anda
harus transit di Lembah Illaga, Papua. Dari sana Anda harus melakukan
trakking di sebuah hutan yang lebat yang memiliki kumpulan satwa yang
cukup berbahaya. Untuk menempuhnya, diperlukan waktu sekitar 7 hari
perjalanan. Rute ini tergolong sulit, sehingga ada baiknya Anda menempuh
jalur lain yaitu dengan menggunakan hellicopter yang akan membawa Anda
menuju tempat perkemahan dari wilayah Puncak Jayawijaya yaitu bertempat
di Danau Valley. Hal ini sangat disarankan, mengingat bahaya yang akan
Anda temui di hutan.
Selain transportasi, perkemahan dan
perlengkapan yang memadai, Anda juga harus melakukan perijinan kepada
petugas jauh – jauh hari. Mengingat di wilayah ini sangat rawan konflik
antar suku, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk menangani masalah
perijinan. Sangat disarankan Anda memakai jasa agen perjalanan, agar
memudahkan Anda untuk menjangkau Puncak Jayawijaya dengan mudah.
Memang untuk mendapatkan surat ijin
bukanlah hal yang mudah, medan yang akan ditempuh juga sulit dan
berbahaya, sehingga untuk sampai di Puncak Jayawijaya juga bukanlah hal
yang gampang, selain itu dana yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Dibutuhkan keseriusan dan kegigihan untuk mencapai puncak tertinggi dari
gunung ini. Namun itu semua kan terbayarkan dengan sensasi yang akan
didapatkan oleh trakker ketika sampai di Puncak Jayawijaya. Pemandangan
yang spektakuler serta menakjubkan akan membuat Anda kehabisan kata –
kata untuk melukiskannya. Walaupun tidak dapat dipungkiri, untuk
mencapainya, menguras banyak tenaga dan isi kantong tentunya.
Oleh – Oleh dan Kuliner Khas Papua
Sepertinya sangat tidak lengkap, jika
sudah berkunjung ke Pulau Papua, tapi tidak membawa oleh – oleh dari
sana. Papua memiliki buah tangan yang beragam. Mulai dari kaos yang
bertuliskan Papua, pajangan yang unik, lukisan dari kulit kayu, cokelat
yang nikmat, sarang semut, hingga ramuan buah merah yang sudah di kenal
khasiatnya.
Koteka, nama ini sudah tak asing
lagi. Sebuah benda yang biasa di gunakan untuk menutup kelamin laki –
laki dewasa asli dari daerah Papua. Namun benda ini menjadi incaran para
pengunjung. Mungkin karena fungsinya yang unik, dan tidak akan Anda
temui di daerah manapun selain di pulau Papua.
Bukan hanya itu, di Papua juga
banyak yang menyediakan kerajinan tangan seperti Nokem. Apa itu nokem?
Nokem adalah tas yaang terbuat dari akar kayu. Selain itu, beragam
gelang dan kalung cantik buatan tangan juga dapat anda temui disana. Ada
juga topi berbulu dan rok rumbai – rumbai yang cantik. Untuk Anda
pecinta barang antik, disanalah tempat yang cocok untuk berburu. Selain
itu, juga ada tombak, busur dan panah. Di Papua juga memiliki batik yang
cantik. Warna kain batik tersebut cenderung cerah dan pastinya bercorak
serta bermotif khas Papua.
Seperti yang kita ketahui, di Papua
makanan pokoknya tidak sama dengan di Jawa. Kalau di Jawa kita sudah
akrab dengan yang namanya nasi, lain dengan di Papua, mereka memiliki
kebiasaan untuk memakan sagu. Ya… sagu merupakan makanan pokok
masyarakat Papua. Untuk masalah kuliner, masyarakat Papua juga tidak
kalah dengan daerah lain. Yang pertama ada Papeda. Bahan dasar untuk
membuat makanan ini ialah sagu, yang merupakan makanan pokok khas Papua.
Untuk membuat papeda, berbahan dasar sagu tersebut diolah sehingga
menjadi lengket seperti lem. Rasanya pun hambar. Namun Papeda biasanya
dinikmati dengan lauk lainnya seperti ikan atau daging. Uniknya, lauk
yang di santap dengan Papeda haruslah berkuah dan berwarna kuning.
Selanjutnya yaitu Martabak Sagu.
Sesuai namanya, bahan dasar pembuatan martabak ini adalah sagu. Di olah
lalu digoreng, dengan taburan gula merah di atasnya, martabak ini pun
siap untuk dinikmati. Rasa martabak yang satu ini sangat lezat dan
manis. Cocok dinikmati pada waktu santai. Ada lagi yang lain yaitu Ikan
Bakar Manokwari. yaitu Ikan tongkol yang dibakar. Namun yang
membedakaannya adalah sambal yang khas dan sangat pedas. Selanjutnya ada
ikan bungkus. Jika dilihat dari tampilannya, memang mirip seperti ikan
pepes pada umumnya. Namun yang membedakannya ialah bumbu – bumbu yang
beragam.
Dan yang makin membuat penasaran,
yaitu Sate Ulat Sagu. Mendengar namanya saja Anda akan geli, bahkan
mual. Namun memang bahan dasar pembuat makanan ini adalah ulat di pohon
sagu. Cukup mengerikan. Ulat dari pohon sagu itu di tusuk dan di bakar.
Sangat mirip dengan pembuatan sate pada umumnya. Anda berani mencobanya?
Kemudian Udang selingkuh, nama yang
unik untuk salah satu kuliner ini. Dinamakan udang selingkuh, karena
menurut tampilannya memang seperti udang pada umumnya, namun udang ini
memiliki capit seperti milik kepiting. Sehingga masyarakat setempat
memberikan nama udang selingkuh, karena mereka menganggap udangnya sudah
selingkuh dengan kepiting dan menghasilkan anak sedemikian rupa. Unik
dan lucu…. nah penasaran kan? Sempatkan diri Anda untuk mencicipi udang –
udang yang suka selingkuh. Hehehee. Dan jangan sampai lewatkan berbagai
macam kuliner yang unik dari pulau Papua.
Tips Pendakian Ke Puncak Jayawijaya
1. Siapkan Kondisi Fisik Dan Mental
Puncak Jayawijaya
atau sering di kenal dengan sebutan Pyramide Carstenz merupakan wisata
impian para trakker dunia. Namun untuk mengaksesnya bukanlah hal yang
mudah, sehingga dibutuhkan energi yang lebih untuk mengunjunginya.
Selain itu suhu di daerah ini sangatlah dingin. Jadi sebelum melakukan
perjalana ke Puncak Jayawijaya ada baiknya Anda membiasakan diri untuk
berada di ruangan yang dingin, hal ini juga menghindari penyakit
hipotermia, yang dapat menyerang Anda sewaktu – waktu ketika melakukan
trakking.
2. Mempersiapkan Perlengkapan Trakking Dan Dana
Siapkan perlengkapan
yang memadai, karena waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat sehingga
persiapan jauh – jauh hari sangat dibutuhkan. Pendakian bebas sangat
tidak disarankan, sehingga penggunaan jumaring merupakan pilihan yang
sangat tepat. Selain perlengkapan, dana yang dibutuhkan untuk perjalanan
ini juga cukup mahal, sekitar 100 juta rupiah.
3. Mengurus Ijin Pendakian
Untuk perijinan di
tempat ini nampaknya cukup sulit, sehingga biasanya hal tersebut
dilakukan jauh – jauh hari sebelum memulai perjalanan. Mengingat di
daerah ini sering terjadi konflik antar suku, sehingga berkunjunglah
pada waktu yang aman.
4. Berlatih Skill Trakking
Puncak Jayawijaya
tidak dapat dicapai dengan hal yang mudah, karena medan trakking sangat
terjal dan berbahaya, sehingga diperlukan keahlihan khusus untuk dapat
sampai kesana. Maka dari itu, cobalah trakking di gunung lain terlebih
dahulu, sebelum Anda mengunjungi Puncak Jayawijaya.
5. Jangan Kesana Sendirian
Tidak disarankan
anda melakukan perjalanan sendirian, karena sulitnya untuk menjangkau
Puncak Jayawijaya. Sebaiknya anda melakukan perjalanan berkelompok.
Mengikuti paket wisata dari agen perjalanan juga sangat disarankan,
mengingat rute yang ditempuh tidaklah mudah.
Itulah ulasan mengenai Puncak Jayawijaya Papua yang merupakan pegunungan tertinggi yang ada di Indonesia, semoga ulasan diatas bisa bermanfaat bagi Anda semua.
0 komentar:
Posting Komentar